Sengeka Golla, Na U' Senge'ki Kaluku, Na To' Sirampe Ri' Manennungeng, Narekko Massarakki Bajae Sangadie, Napoleiki Uddani Congaki Ribittarae Tosiduppa Mata Riketengnge. Rekko Pale Maeloki Missengi Kareba'ku, Ta'kutanangngi Pasekku Ri Anging Labu Kessoe. Engkatu Bunga-bunga Sitakke Utanengakki, Narekko Makellei Daunna Tabollorangmanika Kasi Na'saba Wae Mata. Sarekkoammengi Engka Mancaji Passengereng Pallawa Uddani.
Minggu, 20 November 2011
UNTUK GARUDA-GARUDA MUDAKU
Kepada semua punggawa timnas U-23, ingatlah: sejarah hanya mengabadikan nama para juara. Maka, bertarunglah, menanglah, dan jadikan namamu abadi!
Yeah, sejarah memang kerap tak adil bagi mereka yang kalah, mereka yang mungkin sudah bertarung sekuatnya dan melawan dengan sebaik-baiknya. Tapi, apa boleh bikin, begitulah tabiat sejarah: ia hanya mencatat para pemenang, hanya mau mengabadikan para juara.
Kadang ada yang berkata kemenangan bukan segalanya. Ada juga yang bilang yang terpenting bermain dengan indah dan bertanding dengan penuh kegembiraan.
Perkataan seperti itu tak sepenuhnya salah. Tapi, Kawan, mungkin kau juga sudah sangat tahu: Indonesia sudah terlalu sering kalah dan akhirnya terbiasa menjadi pecundang. Sedihnya lagi, kekalahan yang datang seringkali bukan jenis "kekalahan yang indah", tapi kekalahan yang sebenar-benarnya kekalahan: kalah secara hasil, kalah secara permainan, dan tragisnya kadang diselimuti bau gajah yang tak sedap .
Dua puluh tahun sudah Indonesia berada dalam situasi seperti itu, 20 tahun sudah Indonesia tak merasakan pengalaman menjadi juara. Indonesia hanya pernah mengendus bau juaranya saja, tapi tak pernah benar-benar bisa merengkuhnya. Setelah 1991, beberapa kali Indonesia "nyaris" jadi juara, tapi tak lebih dari "nyaris", hanya "nyaris". Tidak di SEA Games, tidak di Piala AFF/Tiger. Semua serba "nyaris".
Karena terbiasa dengan "nyaris", itu pula yang selalu diulang-ulang dan diceritakan: nyaris mengalahkan Uni Soviet di Olimpiade 1956, nyaris lolos Olimpiade 1976, nyaris juara Piala AFF, dan nyaris-nyaris yang lain. Karena terbiasa dengan "nyaris" itu jugalah kita dilenakan oleh julukan-julukan yang simbolik saja: (pernah jadi) Macan Asia, negara gila bola, dll., dkk.
Karena itulah surat ini ingin berterus terang mengatakannya: Indonesia tak bisa terjerembab lebih lama dan terperosok lebih dalam lagi. Indonesia butuh sebuah pencapaian baru, sebuah tonggak, suatu milestone, yang dibangun oleh tangan dan kaki dari generasi terbaru. Karena kita tak bisa lagi terus menerus mengelap-elap peninggalan lama saat para jiran kita sudah melaju dan memancangkan target-target baru yang lebih jauh.
Apa boleh bikin! Beban itu kali ini memang ada di pundakmu. Ya, beban. Aku harus berterus terang mengatakannya karena tak ingin mengenteng-entengkan hanya sekadar untuk membesarkan hati. Lagi pula, aku juga tak ingin berpura-pura, kami tak ingin berpura-pura: Indonesia ingin gelar juara.
Hanya dengan itulah aku (mungkin juga Indonesia) akan mengingat nama kalian, mengenang sampai lama, sampai jauh di kemudian hari!
Sejarah itu, Kawan, hari ini sudah di depan ujung hidungmu. Hanya tinggal sejengkal lagi jaraknya dari jangkauan kedua tanganmu. Apakah kau sudah bisa mulai mencium baunya? Apakah kau sudah mulai dapat mengendus aromanya?
Kesempatan yang sudah amat dekat ini, peluang untuk diingat dan dikenang ini, mungkin tak akan datang sebanyak dua kali. Generasi berikutnya mungkin akan mendapat kesempatan serupa, tapi tak ada yang bisa menjamin kau akan mendapatkan kesempatan seperti ini sekali lagi. Siapa tahu ini akan jadi kesempatanmu satu-satunya.
Kawan, tentu kau tidak akan sudi menukar momen bersejarah ini dengan apa pun juga, bukan?
Jadi, bertandinglah seakan-akan laga final SEA Games 2011 adalah pertandingan terakhirmu. Menderita dan sekaratlah hanya untuk hari ini saja agar selanjutnya kau bisa menjalani sisa hidupmu sebagai seorang juara!
Bung, ayo, Bung!
Minggu, 13 November 2011
INDONESIA BISA
Keringat juang sang garuda harus dibayar tuntas dengan kemenangan, tak melirik getir lidah dan sahut-mahut orang-orang tak berjiwa.
Bagai seutas tali yang terbuat dari baja, sepanjang horizon di lautan, seperti itulah kejayaan negara bersuku banyak ini, Indonesia.
Ayo Indonesia bisa adalah salah satu pekikan jiwa ragaku, kutanamkan dalam hati yang percaya akan kesuksesan.
Pantang menyerah, segera melangkah, melengkapi setiap senti darah juang Indonesia.
Sekali lagi, lantunkan dengan lantang dan kencang, AYO INDONESIA BISA!
Tak perlu kau menoleh ke kiri dan ke kanan, jalan ku lurus kedepan.
Dengan lampu-lampu harapan penuh kepastian, secepat kilat kumelangkah mendekat.
Mendekati setiap jiwa yang rapuh tak percaya kejayaan negeriku.
Kemari teman, bersama kita bisa.
Bersama kita mampu, mampu menyulap apapun di negri kita.
Menjadi kejayaan yang Gemilang.
Bagai seutas tali yang terbuat dari baja, sepanjang horizon di lautan, seperti itulah kejayaan negara bersuku banyak ini, Indonesia.
Ayo Indonesia bisa adalah salah satu pekikan jiwa ragaku, kutanamkan dalam hati yang percaya akan kesuksesan.
Pantang menyerah, segera melangkah, melengkapi setiap senti darah juang Indonesia.
Sekali lagi, lantunkan dengan lantang dan kencang, AYO INDONESIA BISA!
Tak perlu kau menoleh ke kiri dan ke kanan, jalan ku lurus kedepan.
Dengan lampu-lampu harapan penuh kepastian, secepat kilat kumelangkah mendekat.
Mendekati setiap jiwa yang rapuh tak percaya kejayaan negeriku.
Kemari teman, bersama kita bisa.
Bersama kita mampu, mampu menyulap apapun di negri kita.
Menjadi kejayaan yang Gemilang.
Senin, 17 Oktober 2011
PENEMU BENUA AMERIKA ORANG BUGIS
Penemu Benua Amerika
Orang yang paling sangat pertama menemukan Benua Amerika sesungguhnya adalah Orang Indonesia yang bersuku Bugis Makassar. Namanya ± "Karaeng Pa’Rruntu’ Dg Ppassap’pa’" dan CS-nya.
Dari zaman Dahulu sampai sekarang. Orang Bugis Makassar dikenal sebagai pelaut ulung. Ceritanya begini nich...!!
Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ dan rombongan sementara berlayar, dalam perjalanan kapalnya terserang Badai yang sangat besar yang lebih dikenal dengan nama AQUA LAGUNA dan akibatnya Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ beserta rombongan terdampar di sebuah pulau yang sangat asing dan tak berpenduduk. Rombongan lalu memasuki hutan meskipun mereka tahu kemungkinan besar akan menemukan banyak binatang super buas.
Setelah menyusuri hutan beberapa lama, mereka tidak berhasil menemukan manusia di semua bagian pulau, mereka akhirnya kembali ke pantai dan berusaha memperbaiki kapal dengan menggunakan peralatan yang ada dan bermaksud untuk melakukan pelayaran pulang ke Tanjung Bunga Makassar. Sialnya, layar telah berkembang tapi angin tak kunjung bertiup hingga asa tak sampai walaupun rindu akan kampoeng halaman telah menyergap seluruh rombongan , mereka kemudian memutuskan membaca mantra ajaib dari timur lalu beramai-ramai memanggil angin.
Am’mirik’ko…..…
Am’mirik’ko….....
Am’mirik’ko….....
(Bugis:Am’mirik’ko= Berhembuslah), semua crew berteriak…
Angin akhirnya berhembus dan mengembangkan layar perahu mereka yang membawa Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ dan crew tiba kembali di kampung halaman.
Sesampainya di Tanjung bunga, Kapal berlabuh dan semua awak turun. Setelah semua awak turun, Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ merasa ada yang kurang. Setelah berpikir agak lama, barulah dia menyadari bahwa salah satu awaknya tertinggal di pulau aneh itu. Awak yang tertinggal itu adalah SAMSUDDIN
Sementara itu di sebuah tanjung, Syamsuddin terus menunggu dan berharap teman-temanya akan kembali dan menjemputnya. Tapi, yang datang adalah pelaut-pelaut portugis.
Orang Portugis bertanya dalam bahasa latin “Apa nama pulau ini?“, Syamsuddin bingung karena tidak mengerti bahasa latin. Dia mengira orang portugis itu menanyakan apa yang dia lakukan di pulau ini. Diapun menjawab dalam bahasa Internasional (Bugis Makassar) “aku ditinggalkan temanku, Apa kalian berpapasan dengan orang-orang yang berteriak Am’mirik’ko?.
Orang Portugis mengira Am’mirik’ko adalah nama pulau itu. Para pelaut Portugis itupun kembali ke kampung halamannya lalu melaporkan tentang sebuah pulau yang bernama Tanah Ameriko, yang selanjutnya disebut Amerika.
Selama ini Amerika telah menutup-nutupi bahwa Orang Bugis Makassarlah yang menemukan Benua Amerika. Mereka tidak ingin Dikatakan sebagi anak cucu Syamsuddin (baca:orang Indonesia). Bagaimanapun hal tersebut ditutup-tupi, Amerika tetap berjuluk Negeri Paman SAM (-suddin).
Mereka juga tidak menyadari bahwa nama Amerika adalah padanan kata dari Am’mirik’ko. Dan, Tanjung Tempat syamsuddin menunggu dan mengharapkan teman-teman yang tak akan pernah menjemputnya kemudian dikenal sebagai TANJUNG PENGHARAPAN.
Sumber: Anging Mammiri.Org
Dari zaman Dahulu sampai sekarang. Orang Bugis Makassar dikenal sebagai pelaut ulung. Ceritanya begini nich...!!
Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ dan rombongan sementara berlayar, dalam perjalanan kapalnya terserang Badai yang sangat besar yang lebih dikenal dengan nama AQUA LAGUNA dan akibatnya Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ beserta rombongan terdampar di sebuah pulau yang sangat asing dan tak berpenduduk. Rombongan lalu memasuki hutan meskipun mereka tahu kemungkinan besar akan menemukan banyak binatang super buas.
Setelah menyusuri hutan beberapa lama, mereka tidak berhasil menemukan manusia di semua bagian pulau, mereka akhirnya kembali ke pantai dan berusaha memperbaiki kapal dengan menggunakan peralatan yang ada dan bermaksud untuk melakukan pelayaran pulang ke Tanjung Bunga Makassar. Sialnya, layar telah berkembang tapi angin tak kunjung bertiup hingga asa tak sampai walaupun rindu akan kampoeng halaman telah menyergap seluruh rombongan , mereka kemudian memutuskan membaca mantra ajaib dari timur lalu beramai-ramai memanggil angin.
Am’mirik’ko…..…
Am’mirik’ko….....
Am’mirik’ko….....
(Bugis:Am’mirik’ko= Berhembuslah), semua crew berteriak…
Angin akhirnya berhembus dan mengembangkan layar perahu mereka yang membawa Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ dan crew tiba kembali di kampung halaman.
Sesampainya di Tanjung bunga, Kapal berlabuh dan semua awak turun. Setelah semua awak turun, Karaeng Pa’Runtu’ Dg Passap’pa’ merasa ada yang kurang. Setelah berpikir agak lama, barulah dia menyadari bahwa salah satu awaknya tertinggal di pulau aneh itu. Awak yang tertinggal itu adalah SAMSUDDIN
Sementara itu di sebuah tanjung, Syamsuddin terus menunggu dan berharap teman-temanya akan kembali dan menjemputnya. Tapi, yang datang adalah pelaut-pelaut portugis.
Orang Portugis bertanya dalam bahasa latin “Apa nama pulau ini?“, Syamsuddin bingung karena tidak mengerti bahasa latin. Dia mengira orang portugis itu menanyakan apa yang dia lakukan di pulau ini. Diapun menjawab dalam bahasa Internasional (Bugis Makassar) “aku ditinggalkan temanku, Apa kalian berpapasan dengan orang-orang yang berteriak Am’mirik’ko?.
Orang Portugis mengira Am’mirik’ko adalah nama pulau itu. Para pelaut Portugis itupun kembali ke kampung halamannya lalu melaporkan tentang sebuah pulau yang bernama Tanah Ameriko, yang selanjutnya disebut Amerika.
Selama ini Amerika telah menutup-nutupi bahwa Orang Bugis Makassarlah yang menemukan Benua Amerika. Mereka tidak ingin Dikatakan sebagi anak cucu Syamsuddin (baca:orang Indonesia). Bagaimanapun hal tersebut ditutup-tupi, Amerika tetap berjuluk Negeri Paman SAM (-suddin).
Mereka juga tidak menyadari bahwa nama Amerika adalah padanan kata dari Am’mirik’ko. Dan, Tanjung Tempat syamsuddin menunggu dan mengharapkan teman-teman yang tak akan pernah menjemputnya kemudian dikenal sebagai TANJUNG PENGHARAPAN.
Sumber: Anging Mammiri.Org
PETUNJUK DASAR WAKTU DALAM LONTARA BUGIS
Ini Biasanya Digunakan Ketika Kita Akan Memulai Suatu Kegiatan/Aktivitas
JAM | 6 - 8 | 8 - 11 | 11 - 12 | 12 - 13 | 3 - 6 |
JUM’AT | KOSONG | MAYAT | HIDUP | PULANG POKOK | BERISI |
SABTU | BERISI | KOSONG | PULANG KOSONG | HIDUP | MAYAT |
MINGGU | PULANG KOSONG | HIDUP | MAYAT | BERISI | KOSONG |
SENIN | KOSONG | MAYAT | BERISI | PULANG KOSONG | HIDUP |
SELASA | PULANG KOSONG | KOSONG | HIDUP | MAYAT | BERISI |
RABU | HIDUP | MAYAT | BERISI | KOSONG | PULANG KOSONG |
KAMIS | PULANG POKOK | KOSONG | HIDUP | MAYAT | BERISI |
Lontara Pananrang
PANANRANG TASSIPARIAMAE (8 TAHUN)
- Taung Alipu : 1 tetti’na = salasa naomporang Muharram, maraja namaponco bosinna, masero lempe’na, biasa malise pattaungenna, jaji buana ase nenniya taneng-tanenge rilalenna tassipariamae. Iyanae taung kaminang masahoro na malise nenniya madeceng pattaungenna. Jaji asseddinna pallontara pappananrangnge iyanaro naripancaji pammulataung rilalenna sipariamae (8 taung).
- Taung H : 5 tetti’na = sabtu naomporangnge muharram, lalo tengnga pattaungenna, masero bosinna, makurang sokku biasa taneng-tanengnge, ajung kajung mabbuai, lalo tengngai buana ase (wasesae-singaseri), biasa sawei lasa-lasae, masero kecce’e.
- Taung Jim : 3 tetti’na = kammisi naomporang muharram, situju-tuju bosinna, maponco bare’na, lalo tengnga pattaungenna, jaji buana taneng-tanengnge, iyakiya makurang sokku buana wesesae, bettuanna makurang lise’na galungnge, biasa mapella keadaanna rupataue, parellui ritu simata tomatike, nasaba maega anana mate, masempoi balu-balu’e sibawa anu rianre.
- Taung Zei : 7 tetti’na = aseneng naomporang muharram, masero bosinna, maraja lempe’na, biasa riengngala riuwae asewe, biasa makkasolang balawoe, lalotengnga buana wesesae (ase), biasato masero lette, tau malasae magattimui paja.
- Taung Daleng Riolo : 4 tetti’na = juma’i naomporang muharram, lalo tengnga bosinna, maponco bare’na, jaji buana taneng-tanengnge, biasa masala buana wesesae, biasa masala buana wesesae, iyakkeppaha engka saisana pallontarae masengngi taung makapa namalamung peri’na ripapole wassele’e namasero pellana tikkana, narekko taddapini lamattanetelangi biasa ritu duppai arelle tauwe, jaji buana taneng-tanengnge, maseroto kecce’e, masempo dalle’i pakkere’e.
- Taung Ba : 2 tetti’na = araba naomporang muharram, kerengngi kecce’e, bosinna biasa masero ritasi’e sibawa ripottanangnge nenniya lempe’na maseroto. Biasa senna masala wesesae, biasa duppa warelle tauwe, jaji lise’na taneng-taneng makkalolo’e, lalotengnga buana taneng-taneng mallice-lice’e, pella tikkana biasa temmaka serona, maega senna pattellarenna, iyanaritu taung bawang, bali taung, taung barelle, taung balesui (taung makkasolang), de’to namadeceng buana ajung kajungnge (majarang), biasa masempo anu rianre, saweto lasa-lasae.
- Taung Wau : 6 tetti’na = aha’i naomporang muharram, biasa masero basinna, maraja lempe’na, masero kecce’e, lalotangnga pattaungengnge (ase) biasa manre balisue, biasa riengngala maruwae ase, saweto lasa-lasae, peddi matae, maega urane makkandang tau mattampu, biasato mapella keadaangnge.
- Taung Daleng Rimunri : 4 tetti’na = juma’i naomporang muharram, lalo tengnga pattaungenna, maponco bosinna, madodong anginna, makurang lempe’na, masero tikka’e, jaji buana taneng-tanengnge, anging bare’e biasa ritu maladde akkasolanna, biasa duppa arelle tauwe, narekko mate ului bare’e, wesesae biasa jaji biasa to sala, masempoi dalle’na pakkere’e, biasato masero hawa kecce’e, biasa mapella keadaangnge.
PAPPAKAINGE
Narekko mattajengngi bosi mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna uleng Muharram naengka mua bosie namasero, namaraja lempe’na, mannessani ritu tuoulumi pattaungnge namaega mua bosinna rilalenna ritu.
Jaji madeceng manengmui uruwaena tungke-tungke pananrangnge rilalenna sitaungnge ritu. Naiyamua narekko ritajengngi bosinna pattaungengnge mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna namadodong, maponco bosinna, madodong maponco’to bosinna pananrangnge, mabaiccu’to lempe’na.
Narekko ritajengngi bosinna pattaungengnge ritu mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna nade’siseng bosinna, mappannessani ritu mateului pattaungengnge, jaji weddingngi jaji timo’e, iyarega serangnge iyanaritu ittana 3 uleng, 5 uleng, 7 uleng, iyarega timo 9 ulengna. Makkutoparo de’nappabbati sangadinna elonapa Puangnge Jaji, Amin, Wassalam...
PAPPAKAINGE
Narekko mattajengngi bosi mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna uleng Muharram naengka mua bosie namasero, namaraja lempe’na, mannessani ritu tuoulumi pattaungnge namaega mua bosinna rilalenna ritu.
Jaji madeceng manengmui uruwaena tungke-tungke pananrangnge rilalenna sitaungnge ritu. Naiyamua narekko ritajengngi bosinna pattaungengnge mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna namadodong, maponco bosinna, madodong maponco’to bosinna pananrangnge, mabaiccu’to lempe’na.
Narekko ritajengngi bosinna pattaungengnge ritu mappammula ompo siwenninna lettu ompo tellumpenninna nade’siseng bosinna, mappannessani ritu mateului pattaungengnge, jaji weddingngi jaji timo’e, iyarega serangnge iyanaritu ittana 3 uleng, 5 uleng, 7 uleng, iyarega timo 9 ulengna. Makkutoparo de’nappabbati sangadinna elonapa Puangnge Jaji, Amin, Wassalam...
PAPPAKAINGE
- Naiya riasengnge Nakase Taung iyanaritu: sitaung nawawa akkasolanna, iga-iga tau missengngi narekko maelo’i pugau seddi hajat, pada-padanna maelo’i mappabbotting, biasa tomatoatta de’ nallorangngi ripugau, nasaba’ mabbiasa engka akkasolanna ritu.
- Makkutoparo riasengnge Nakase Uleng (garutu) iyanaritu 3 uleng nawawa akkasolanna. Iga-iga tau maelo pugau seddi hajat iyarega jama-jamang pada-padanna mappabbotting iyarega maelo lao jokka-jokka mabela (lao sompe), biasa tomatoatta de’nallorangngi riougau nasaba mabbiasa engka ritu akkasolanna.
- Nasaba engkanna akuasangenna Puang Allah Ta’ala, narimakkuannanaro biasa engka jaji bahaya narekko napugau’i tauwe rilalenna ritu (esso Nakase Taung sibawa Nakase Uleng (garutu).
OMPORENNA ULENG MADECENGNGE / MAJA’E AGI-AGI MAELO RIPUGAU RILALENNA RITU
- Siwenni : esso anynyarang asenna, ana-ana jaji malampe sunge’i pegaui passurong Puang, matturu’i ripajajianna, masempo dalle’i nasaba esso ripancajinna Nabi Adam. Agi-agi pura tempeddingngi riappammulang.
- Duampenni : esso jonga asenna, najajiangngi ana’ pertama, maupe’i namasiga mallakkai, apa iyanaritu naripancaji neneta Hawa. Agi-agi madecengnge wedding mua ripugau, rilaoangngi sompe, runtu’ki alabang, tapi de’ nawedding rilaoangngi mammusu.
- Tellumpenni : esso macang asenna, nakase’i nasaba esso najajiangnge Kabil ana’na Adam. Ana-ana jaji madorakai ripajajianna, maja’i riappabbottingeng, majai riattanengeng, rilaoangngi mabela nakennai sukkara, iyanaro naripassu’ Adam-Hawa pole ri surugana Puang Allah Ta’ala.
- Eppa wenninna : esso meyong asenna, najajiangngi ana baraniwi, makessingngi riappanorang bine, tapi ompo 4-5-6-7-13-15-17 majai riappammulang mattaneng ase nasaba nanrei ule, makessing muto rilaoang mabela, narekko tau kawing pangkagarengngi nadenaullei massarang, narekko riakkalangngi inreng denariullei waja’i.
- Lima ompo : esso kalapui asenna, najajiangngi ana madorakai ripajajianna, nakase’i de nawedding riappanorang bine.
- Enneng ompo : esso tedong asenna, makessing mua rilaoang mabela, runtu’ki alabang, makessing muto rikawingang, najajiang ana tanra maccai mabbicara toriolo, pugau’i passurong Puang, tapi kasi-asiwi, makessingngi riangelliang tedong (saping) iyarega olo-kolo mawijai, makessingngi riakkabbureng wakke nasaba teai lobbang wakke’na ritu, makessing muto riappanorang bine (ase).
- Pitu ompo : esso balawo asenna, tempeddingngi riakkalang inreng nasaba tenriullei waja’i, maja’ toi riellauang wae galung nasaba nanrei kare ase ritu, tapi makessingngi riakkebbureng pakkakkasa no’ ri salo’e/ri tasi’e, madeceng muto rikawingeng nasaba weddingngi sugi.
- Aruwa ompo : esso sapingngi asenna, ana-ana jaji malomo patulungngi ripadanna tau, masempo dalle’i, madecengngi rikawingeng nenniya riappatettongeng bola nasaba mattiro camming asenna, madeceng muto rilaoang sompe (tega-tega), madeceng riappammulang balu-balu.
- Asera ompo : esso asui asenna, madecengngi riappammulang mattaneng rigalungnge sibawa waena galungnge mappammula malaki’ wae galung, mauni sibotolo’ muna naripenre riakkeangnge, najajiangngi ana-ana madorakai ripajajianna sibawa ri Puang Allah Ta’ala. Narekko rikawingengngi malomoi massarang iyarega matei masitta makkunraie.
- Seppulo ompo : esso nagai asenna, maja’i riappammulang mattaneng rigalungnge/ridare’e, makessing tosi rilaloang mangolo riarungnge, makessing riabbottingeng, najajiangngi ana’ maupe’i.
- 11 ompo : esso bembe’i asenna, makessingngi nasaba iyanaritu nariputtama Nabi Adam ri surugae, najajiangngi ana’ turu’, maupe’i, malampe sunge’i napugau’i passuroangna Puang Allah Ta’ala.
- 12 ompo : esso gajai asenna, temmagagai tau laloe, toriwelaiye, tau ripoleiye nasaba iya najajiang Nabi Muhammad SAW, najajiang ana maupe’i pogau’i passuroang, madeceng riappanorang bine, agi-aginna madecengngi nasaba barakka’na Nabitta Muhammad SAW.
- 13 ompo : esso singa asenna, nakase’i (maja’i) nasaba esso ritununna api Nabi Ibrahim, ripakkerina Raja Namrud, najajiangngi ana mabbiasai ujangeng, rilaoangngi mabela biasai nakennaki lasa ritengnga laleng atau mateki rilaotta.
- 14 ompo : esso serigala asenna, sininna jama-jamang madecengnge salama’i ripugau, makessingngi rilaoang mammusu, dangkang, sibawa rikawingeng nasaba iyanaritu narijajiang Nabi Sulaiman, najajiangngi ana sugi’i.
- 15 ompo : esso iti asenna, ana-ana jaji pogau’i passuroang, naniriwi pappesangka, turu’i ripajajianna, riammasei ri padanna tau, macanti’i tappana nasaba najajiangnge Nabi Yusuf, tempeddingngi riappatettongeng bola nasaba teyai nasalai lasa punnana, rilaoangngi sompe nakennaki lasa atau halangeng.
- 16 ompo : esso bawi asenna, nakase’i nasaba esso ribuanna Nabi Yusuf rikalebbongnge ri padaranena, ana-ana jaji ujangengngi, agi-agi maja’i ripugau kecuali mattaneng ikkaju ki’, mabbuai, madecengngi riakkabbureng onrong doi’ teyai lobbang.
- 17 ompo : esso jarakenniai asenna, madecengngi rilaoang mangolo riarungnge, rilaoang madduta teyai tenritarima, rilaoangngi riwanua laingnge madecengngi.
- 18 ompo : esso balipeng asenna, nakase’i nasaba esso najajiangnge Nabi Isa, najajiangngi ana macanti’i, iyatonaro naripancaji matanna essoe, salama’i rilaoang mabela atau sompe, narekko jajiang ana napeddiri ati tomatoanna, tapi pogau’i passuroang Puang Allah Ta’ala.
- 19 ompo : esso lancengngi asenna, najajiang ana pogau’i passurongna Puang Allah Ta’ala, malomoi sugi, malomo atiwi ripadanna tau sibawa ripajajianna, esso najajiangnge Nabi Yakub, makessingngi rilaoang dangkang.
- 20 ompo : esso ula’ asenna, makessing ladde rilaoang madduta, najajiangngi ana teyai tessugi, esso najajiangnge Nabi Ismail.
- 21 ompo : esso tau asenna, nakase’i nasaba esso najajiangnge Fir’auna, tau rigellie ri Puang Allah Ta’ala, narekko riappattettongengngi bola teyai tennanre api, narekko riappammulangngi tennung atau riassapparengngi tennung teyai tenriaddorang tau mate, ponco’na ada appakeng parewa agi-agi aja’na naripammulai, kuaenna parewa bola tempeddingngi riala, pada-padai narekko ompo siwenniwi akerekenna.
- 22 ompo : esso aloi asenna, narekko anu madecengmua, salama’i ripugau’, esso naripancajianna malaika’e, najajiangngi ana tanra turu’i ripajajianna, turusitoi passurong Puang Allah Ta’ala, salama’i rilaoang sompe, rilaoangngi mammusu ricau’i balie, ko ‘idi rilaoi idi tosi ricau’.
- 23 ompo : esso incale asenna, makessingngi riabbottingeng, sawei mawase’ki, riangelliang appakeng temmaradde’i ridi, tapi makessingngi riangelliang balu-balu, magatti’i tarala namakessing sarona.
- 24 ompo : esso balipengi asenna, makessingngi riappabbottingeng, najajiangngi ana masempo dalle’i nasaba timunnami kedo jajisi pattujunna, makessingto riangelliang alo-kolo nasaba mawijai ritu.
- 25 ompo : esso balawoi asenna, nakase’i nasaba nakennai lupu kampongnge, pituttaungngi tika, najajiangngi Nabi Ibrahima, ana jaji matturu’i ri Puang Allah Ta’ala sibawa topajajianna, narekko riappabbottingengngi teyai temmassarang, pangkagarengngi mallaibine, makessingi rilaoang massinge pappainreng nasaba teyai tenriwaja, mauni maega muna.
- 26 ompo : esso serigala asenna, makessingi rilaoangngi sompe, riabbotingengngi ana jawiji sugi, makessing riattanengeng agi-agi makessing maneng mui ri jama.
- 27 ompo : esso Nabi asenna, makessingngi rilaoang mabela, riappangujuang menre ritana Mekkah, makessingto riappanorang bine, riappattettongeng bola, riakkalang inreng nasaba masitta’i riwaja, riappakkennang pangulu bangkung, passorong bessi, riakkabbureng addeneng, massuro mallanro kawali tappi.
- 28 ompo : esso kalapu asenna, najajiang ana pogau’i passurong, makessingngi riakkabbureng wakke olokolo nasaba mawijai, makessing to riabbottingeng.
- 29 ompo : esso sikadongngi asenna, madeceng riallantikeng tomapparenta nasaba mattuppu batui batena mapparenta, madeceng to riangelliang balu-balu nasaba magatti’i taralla, naekiya maja’i riangelliang appakeng nasaba nalai pelolang atau tabbei, madecetto rilaoang sompe, riattanengeng, agi-agi jama-jamang madeceng manengi ritu.
- 30 ompo : esso manu asenna, makessingi rilaoang dangkang nasaba salama’i iyatonaro naripaturung dalle’e risininna ripancajie, makessingngi riellau doangeng rimunri sempajang assara’, iyatonae esso kaminang macoa, appettung bicaratoi sininna pananrangnge rilangi’e, ana jaji malampe sunge’i namasempo dalle’i napugau’i passuroanna Puang Allah Ta’ala, iyatona riaseng tepu lotong.
Dalam Versi Bahasa Indonesia.
Lontara’ Laongruma adalah naskah yang memuat tentang tata cara bercocok tanam, perubahan iklim, siklus musim tanam, baik tanaman palawija maupun tanaman padi. Naskah ini juga memuat tentang prakiraan serangan hama tanaman bila ditanam pada waktu tertentu dalam bulan-bulan tertentu, dan bahkan juga dapat diprediksi musim-musim wabah penyakit (sai =Bugis).
Naskah-naskah klasik di Sulawesi Selatan, menurut jenis dan isinya dapat dikategorikan sebagai berikut :
Lontara’ Laongruma adalah naskah yang memuat tentang tata cara bercocok tanam, perubahan iklim, siklus musim tanam, baik tanaman palawija maupun tanaman padi. Naskah ini juga memuat tentang prakiraan serangan hama tanaman bila ditanam pada waktu tertentu dalam bulan-bulan tertentu, dan bahkan juga dapat diprediksi musim-musim wabah penyakit (sai =Bugis).
Naskah-naskah klasik di Sulawesi Selatan, menurut jenis dan isinya dapat dikategorikan sebagai berikut :
- Lontara’ Patturiolong/ade’ (memuat tentang aturan-aturan hukum dalam hubungan sosial kemasyarakatan),
- Lontara’ Pabbura (memuat tentang ramuan-ramuan obat/obat-obatan),
- Lontara’ Bilang (memuat tentang catatan harian/agenda peristiwa penting dalam kerajaan),
- Pappaseng (memuat tentang pesan-pesan/nasehat orang-orang bijak),
- Kutika (memuat tentang waktu/hari yang baik dan buruk atau tentang nasib dan peruntungan),
- Lontara’ Laongruma/Pananrang (memuat tentang tata cara bercocok tanam, iklim dan curah hujan). (H.Johan Nyompa, 1986: 4)
Ompona Muharram = Terbitnya bulan Muharram.
Apabila terbitnya bulan muharram jatuh pada:
Apabila terbitnya bulan muharram jatuh pada:
- Hari Sabtu; maka musim dingin akan panjang, panen padi melimpah ruah, dan tentram kerajaan.
- Hari Ahad; musim sangat dingin terutama yang tinggal dibantaran sungai, serta buah-buahan melipah ruah.
- Hari Senin; wabah penyakit meraja lela, banyak orang yang meninggal, kurang curah hujannnya, banyak orang yang melahirkan anaknya laki-laki, terjadi keresahan atau kesusahan dalam kampong.
- Hari Selasa; tidak ada hasil pada musim timur, banyak curah hujan dan petirnya, banyak orang yang sakit akan tetapi tidak sampai meninggal.
- Hari Rabu; musim dinginnya kurang, mudah mencari reseki.
- Hari Kamis; tidak ada hasil pada musim timur, banyak orang yang melahirkan dan buah-buahan melipah.
- Hari Jumat; para pedagang bakal meraup keuntungan besar, bahkan semua orang meskipun yang lemah juga tetap ada reskinya, hasil panen juga melimpah, serta buah-buahan juga melimpah.
Penanggalan hari satu sampai tiga puluh :
- Tanggal 1;Esso annyaranngi; tidak baik untuk merantau, baik untuk urusan pemerintahan, hari kelahiran Adam
- Tanggal 2 ; Esso jongai asenna; baik untuk perkawinan, baik untuk jualan, hari kelahiran Hawa
- Tanggal 3 ; Esso sikui asenna; tidak baik untuk semua jenis pekerjaan,
- Tanggal 4 ; Esso meongngi asennna; baik untuk membangun rumah, pernikahan
- Tanggal 5 ; Esso ulai asenna; semua yang dikerjakan tidak baik, tenggelamnya nabi Nuh
- Tanggal 6 ; Esso tedongngi asenna; baik untuk pembelian kerbau, tidak baik untuk merantau, dan membeli pakaian
- Tanggal 7 ; Esso balawoi asennna; bila beutang tidak dapat diabayar
- Tanggal 8 ; Esso Banua alipengngi asennna; baik untuk bepergian, pernikahan.
- Tanggal 9 ; Esso nagai asenna; bagus untuk bepergian
- Tanggal 10 ; Esso nagai asenna; baik untuk meratau, mendirikan rumah, menanam
- Tanggal 11 ; Esso macangngi asenna; hari masuknya surga Nabi Adam, baik untuk kembali ke pantai
- Tanggal 12 ; Esso macangngi asenna; baik untuk jaual-jualan
- Tanggal 13 ; Esso gajai asenna; tidak baik untuk merantau, kurang kebaikan.
- Tanggal 14 ; Esso pulandoi asenna; baik untuk semua pekerjaan keculai merantau
- Tanggal 15 ; Esso balei asenna; baik untuk membuat perahu
- Tanggal 16 ; Esso bawi asenna; baik untuk menanam dan tidak dengan yang lainnya
- Tanggal 17 ; Esso jarikaniai asenna; baik untuk semua pekerjaan termasuk merantau, melamar, menghadap Raja.
- Tanggal 18 ; Esso balipengngi asenna; baik untuk merantau, pernikahan, mendirikan rumah, dan menanam.
- Tanggal 19 ; Esso lawenngi asenna; bagus untuk melamar
- Tanggal 20 ; Esso ala-alai asenna; baik untuk melamar orang akan senang menerima kedatangan kita.
- Tanggal 21 ; Esso nahase; kurang kebaikannnya
- Tanggal 22 ; Esso assiuddaningeng asenna; baik untuk merantau, mendirikan rumah, pernikahan, dan menanam
- Tanggal 23 ; Esso ilesso’I asenna; baik untuk merantau, menanam, pernikahan, dan tidak baik untuk yang lain.
- Tanggal 24 ; Esso pariai asenna; kurang kebaikan
- Tanggal 25 ; Esso Pasessoroa asenna; kurang kebaikan
- Tanggal 26 ; Esso suniai asenna; baik untuk merantau,menanam, kalau berutang akan cepat dibayar, baik untuk nelayang
- Tanggal 27 ; Esso ulai asenna; semua yang dikerjakan akan baik, merantau, menanam, kalau berutang akan cepat dibayar
- Tanggal 28 ; Esso Alapung asenna; semua yang dikerjakan akan baik, merantau, menanam, kalau berutang akan cepat dibayar
- Tanggal 29 ; Esso itii asenna; tidak baik untuk merantau, kurang kebaikan.
- Tanggal 30 ; Esso nanu’ asennna; baik untuk menebang kayu, tidak dimakan rayap, kalau ada anak yang lahir akan murah reskinya.
Dalam lontara pananrang, setiap hari mulai jumat sampai kamis dibagi kedalam lima waktu yaitu
- Pagi,
- Antara pagi dan tengah hari (abbue-bueng),
- Tengah hari,
- Lewat tengah hari,
- Sore hari.
Langganan:
Postingan (Atom)